A. Periodisasi Sejarah Islam
Dikalangan ahli sejarah terdapat perbedaan
tentang kapan dimulainya sejarah Islam yang telah berusia lebih dari empat
belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah Islam (muslim) dimulai
sejak Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai Rasul, dan berada di Makkah atau tiga
belas tahun sebelim hijrah ke Madinah. Di lain pihak menyatakan, bahwa sejarah
Islam itu dimulai sejak lahirnya negara Madinah yang dipimpin oleh Nabi
Muhammad SAW. Atau tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW. Berhijrah ke Madinah
yang sebelumnya bernama Yatsrib.
Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak
tersebut disebabkan karena perbedaan tinjauan tentang unit sejarah. Pihak
pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat. Masyarakat Muslim telah
ada sejak Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan seruannya. Malah jumlah mereka
sedikit atau banyak tidak menjadi soal. Disamping itu, meskipun mereka belum
berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu organisasi yang memiliki corak
tersendiri. Sedangkan pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara,
sehingga sejarah Islam muai dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.
Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin
pada pembagian periodisasi sejarah (kebudayaan) Islam yang dikemukakan oleh
para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan sejarah Islam pada periode pertama
atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang menyebutkan sebagai
periode praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum disebutkan
secara tegas dalam periode klasik tersebut.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh
Nourouzzaman as-Shiddiqi yang menyatakan bahwa waktu sekarang ini para
sejarawan cenderung mengambil masyarakat sebagai unit sejarah. Jika unit
sejarah itu tertumpu pada Negara, maka hal itu mengandung kelemahan. Artinya,
batas Negara tidak selalu tetap. Dia telah membagi perjalanan sejarah Islam ke
dalam tiga bagian besar beserta cirri-ciri sebagai berikut:
- Periode klasik, yang dimulai sejak Rasulallah SAW. Menyampaikan seruannya sampai masa runtuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 656 H/1258 M. Cirinya ialah tanpa menutup mata terhadap adanya dinasti-dinasti kecil, Dinasti Umaiyah Barat yang berkedudukan diAndalusia dan interengum (masa peralihan pemerintahan) Dinasti Fatimah di Mesir, masih ada satu kekuasaan politik yang kuat dan disegani. Dalam periode klasik inilah umat Islam mencapai prestasi-prestasi puncak di bidang kebudayaan.
- Periode pertengahan yang dimulai sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah sampai abad ke-11 H/17 M. Ciri-cirinya ialah kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan. Osmanli Turki, Mamluk Mesir, Umaiyah Barat di Andalusia, Mamluk India, dan berdirinya kerajaan-kerajaan Muslim yang berdaulat sendiri-sendiri.
- Periode modern, yaitu sejak abad ke-12 H/18 M sampai sekarang. Dalam periode ini umat Islam sudah tidak memiliki kekuatan politik yang disegani. Dinasti Turki Osmanli yang pernah menggedor pintu Wina sudah mendapat julukan The Sick Man of Europa. Bukan saja Turki sudah tidak mampu memperluas wilayah dibagi-bagi antara Inggris, Perancis dan Rusia. Wilayah Turki Barat seperti sepotong kue yang menjadi rebutan antara kekuasaan-kekuasaan besar Barat. Bekas jajahan setiap Negara Barat inilah yang kemudian melahirkan Negara-negara baru setelah Perang Dunia I.
B. Masa
Kejayaan Islam
Masa
kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebutPeriode
Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah
atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut
Daulah Abbasiyah.
Pada
masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam.
Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara
perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang
ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang
militer.
Tentu
saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah
terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan
oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor
internal antara lain:
1. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada
ajaran Islam,
2. ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk
maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus
keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Faktor
eksternal antara lain seperti berikut.
1. Terjadinya
asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh
Persia
pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu,
mereka
banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
Adapun
pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam
banyak
bidang ilmu, terutama filsafat.
2.
Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing
dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh
gerakan terjemahan terlihat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan umum
terutama di bidang astronomi,
kedokteran, filsafat, kimia, dan
sejarah. Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula
oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada
Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut.
1.
Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat
dalam al-Qur’ān yang menyuruh agar kita menggunakan
akal untuk
berpikir.
2.
Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk
terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke
negeri Cina. Bukan hanya
ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang
berhubungan dengan
kehidupan manusia di dunia ini.
3.
Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum
dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada
saat itu banyak
bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir,
hadis, ulama bidang sains
(ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika,
geografi), dan lain-lain.
4. Ulama yang
berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai
pemerintahan.
Dari
gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang
memiliki
semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan,
antara lain:
1. Ilmu Filsafat
a. Al-Kindi (809‒873 M),
b. Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e. Ibnu Shina (980‒1037 M),
f. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
g. Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
2. Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3. Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan,
b.Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Bidang Seni Ukir
Badr dan Tariff (961‒976 M)
6. Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7. Ilmu Hadis
a. Imam Bukhori (194‒256 H),
b. Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d. Abu Daud (wafat 275 H),
e. At-Tarmidzi, dan lain-lain.
C. Tokoh-Tokoh
Pada Masa Kejayaan Islam
Ibnu
Rusyd (520‒595 H)
Nama lengkapnya Abu
Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan
wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu
kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat.
Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas
tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan
pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain
Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama
Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk
mempelajari ilmu Filsafat.
Al-Ghazali (450-505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir
di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun
505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup
sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam
AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan
diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah
Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus,
Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa- jasa beliau terhadap umat
Islam antara lain sebagai berikut.
a.Memimpin
Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
b. Mendirikan
madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
c. Menulis
berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai taṡawwuf,
teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara
bukunya yang terkenal, yaitu Ihyā 'Ulūm ad-D3n, yakni membahas masalah-masalah
ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan taṡawwuf berdasarkan al- Qur’ān dan hadis.
Dalam bidang filsafat, beliau menulis tahāfu al-Falāṡ3fah (tidak konsistennya
para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam
sehingga mendapat gelar Hujjatul Islām (bukti kebenaran Islam)
AI-Kindi
(805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi,
lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi
termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang
filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan
matematika. Beliau berpendapat bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama
karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan
satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof
orang Arab).
AI-Farabi (872-950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu
Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan
wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni
berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang
terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Mad3nah wa aI-Fad3lah (pemikiran tentang
penduduk negara utama).
Ibnu
Sina (980‒1037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu
Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyan dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di
Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum
Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah
terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau
menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul
Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭ3b, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifā,
ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
keterangan :
- untuk mendownload klik link
- pilih SKIP AD
- DOWNLOAD akan berjalan
- buka hasil file dengan winrar
- extract
- selesai